Info Sekolah
Kamis, 14 Agu 2025
  • SMP Negeri 4 Curug | Sekolah Adiwiyata | Sekolah Penggerak
  • SMP Negeri 4 Curug | Sekolah Adiwiyata | Sekolah Penggerak
30 November 2023

Trichoderma (Bertani Ramah Lingkungan Melawan Jamur Dengan Jamur)

Kam, 30 November 2023 Dibaca 1041x Inovasi

Abstrak

Mendukung program sekolah sebagai sekolah adiwiyata dengan cara menanam itu ternyata tidak mudah, banyak tanaman yang rusak oleh hama, tanah yang tidak subur dan berbagai banyak masalah lainnya. Dengan penggunaan pupuk biasanya yang dilakukan untuk menuntaskan masalah. Namun penggunaan terhadap zat kimia pada lahan pertanian sekolah harus segera kita tinggalkan. Selain menjadikan  tanah yang tidak subur, racun dari zat kimia dapat dihirup oleh kita para pelajar yang dapat menyebab kan penyakit paru-paru.

Maka dari itu SMPN 4 Curug memanfaatkan salah satu contoh mikroorganisme yang termasuk dalam fungi/jamur yang bisa berfungsi sebagai agen pengendali biologis terhadap fungi lain, penyebab penyakit busuk pada tanaman. Biofungisida tersebut adalah Tricoderma. Tricoderma merupakan jenis jamur mikro parasitik atau bersifat parasut terhadap jenis jamur lain. Karena sifat ini SMPN 4 Curug memanfaatkan Tricoderma sebagai agen bio kontrol terhadap jenis jamur patogen.

Patogen sendiri istilah medis dari kuman, yaitu organisme kecil penyebab infeksi. Dengan adanya jamur Tricoderma di lahan pertanian SMPN 4 Curug akan membuat tanaman menjadi lebih sehat, karena terhindar dari penyakit busuk. Sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ada di lahan SMPN 4 Curug

LATAR BELAKANG

Demi mendukung program sekolah SMPN 4 Curug sebagai sekolah Adiwiyata. Bertanam itu ternyata sangat tidak mudah, banyak ditemukan masalah yang terjadi. Salah satu nya tanaman yang tidak subur karena adanya hama yang dapat mematikan tumbuhan. Salah satu masalahnya yaitu penyakit busuk yang terjadi di lahan pertanian sekolah, yang di sebabkan oleh jamur mikro parasitik. Mengharuskan SMPN 4 Curug menggunakan Tricoderma sebagai agen bio kontrol parasitik, dengan kata lain Tricoderma digunakan sebagai penekan penyakit busuk pada tanaman. Selain tanaman yang busuk, tanah juga memiliki akar yang tidak sehat, yang dapat menyebabkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman.

SMPN 4 Curug akhirnya mencoba dengan menggunakan Tricoderma sebagai agen penekanan penyakit busuk di lahan pertanian sekolah. Ternyata secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan juga menyebabkan produksi perakaran yang sehat pada tumbuhan yang ada. Penekanan masalah dalam penanaman dengan menerapkan Tricoderma sebagai agen bio kontrol jamur mikro parasitik ini ternayata dapat menguntungkan dalam pertanian di lahan Sekolah.

Pemanfaatan trichoderma ini pun tidak semata-mata digunakan tanpa pertimbangan. Hal ini berawal dari sejarah berkembangnya Jamur Trichoderma. Pertama kali jamur ini dilaporkan dan dijelaskan pada tahun 1794 dan kemudian diindikasikan memiliki keterkaitan seksual dengan spesies hipokrea. Namun, sulit untuk menetapkan genus Trichoderma ataupun hypocrea secara morfologis. Bahkan dahulu diusulkan untuk hanya memiliki satu spesies, yaitu Trichoderma viride. Namun seiring waktu banyak spesies baru Trichoderma terungkap, dan pada tahun 2013, genus Trichoderma sudah terdiri lebih dari 200 spesies yang didefinisikan secara filogenetik. Nama genus Trichoderma pertama kali diusulkan pada dasar kemiripan makroskopis Empat spesies yang dikategorikandalam genus ini adalah Trichoderma viride, Trichoderma nigrscens, Trichoderma aureum dan Trichoderma roseum yang dikumpulkan di Jerman.

Spesies ini dideskripsikan menyerupai bubuk tepung dan ditutup dengan penutup berbulu selanjutnya dibedakan satu sama lain dengan perbedaan kondisi berwarna. Namun, keempat spesies ini, sekarang dianggap tidak berhubungan satu sama lain dan sekarang dikenal sebagai Trichoderma viride, Xylohypha nigrescens, Sporotrichum aureum, dan Trichothecium roseum. Sekarang spesies spesies tersebut telah digolongkan kedalam kelompok Trichoderma yang dicirikan berdasarkan karakter mikroskopisnya dan koloni yang berwarna hijau. Sekarang genus ini dibagi lagi menjadi sembilan spesies, dibedakan satu sama lain terutama atas dasar polapercabangan konidiofor dan morfologi konidiumnya.

Maksud dan Tujuan

Agensi Hayati merupakan organisme yang dapat mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Organisme Pengganggu Tanaman banyak ditemukan merusak pada lahan pertanian. Organisme yang dimaksudkan dalam pengertian agensi hayati adalah semua organisme yang dapat dipergunakan untuk keperluan pengambilan hama atau penyakit yang berada dalam proses pertumbuhan, proses produksi, dan pengolahan hasil pertanian. Pengendali hayati saat ini mulai dikembangkan seiring dengan berkembangnya kegiatan pertanian organik. Dikarenakan Zat Kimia sangat berbahaya jika terus menerus kita gunakan pada lahan-lahan pertanian ataupun lahan sekolah, alangkah lebih baik nya kita beralih ke pertanian organik. Salah satu pengendalian hayati organik yang dapat kita gunakan adalah Trichoderma. Banyak sekali tanah yang tidak subur di lahan SMPN 4 Curug, diarenakan jamur yang menghambat organisme perkembangan tanah. Jika lahan SMPN 4 Curug digunakan pupuk yang mengandung Zat Kimia, ada kemungkinan penyebaran penyakit di sekolah semakin meningkat, oleh karena itu SMPN 4 Curug menetapkan Trichoderma sebagai pupuk alami yang dapat digunakan dalam berbagai jenis tanaman. Selain Trichoderma yang mengandung bahan organik, Trichoderma ini dapat membantu penyerbukan tanah, penyuburan tanaman, dan salah satunya dapat menghilangkan busuk pada akar.

Manfaat dan Signifikasi Inovasi

    Trichoderma merupakan jenis jamur yang pertumbuhannya cepat, produsen produktif spora dan juga penghasil antibiotik yang kuat bahkan di bawahnya lingkungan yang sangat kompetitif untuk ruang, nutrisi, dan cahaya.  Pengendalian terhadap patogen tanaman saat ini masih bertumpu pada penggunaan pestisida sintetis. Namun penggunaan pestisida sintetik secara terus-menerus dapat menimbulkan berbagai macam dampak negatif. Penggunaan pestisida sintetik dapat membahayakan keselamatan hayati termasuk manusia dan keseimbangan ekosistem. Oleh sebab itu, saat ini metode pengendalian telah diarahkan pada pengendalian secara hayati. Trichoderma diketahui memiliki kemampuan antagonis terhadap cendawan patogen. Trichoderma mudah ditemukan pada ekosistem tanah dan akar tanaman. Cendawan ini adalah mikroorganisme yang menguntungkan, avirulen terhadap tanaman inang, dan dapat memparasit cendawan lainnya.

Banyak sekali manfaat dari Trichoderma ini, seperti berikut:

  • Mengurangi infeksi penyakit jamur
  • Menyuburkan tanah
  • Menghambat penyebaran dan pertumbuhan jamur
  • Membuat akar tanaman tidak cepat busuk
  • Mempercepat pertumbuhan tanaman
  • Memperbaiki struktur tanah

Dan masih banyak lagi manfaat yang kita peroleh dari Trichoderma ini.

Penerepan Inovasi

    Kebutuhan terhadap bahan organik dan unsur hara dapat dicukupi dengan pemupukan. Pemupukan adalah kegiatan menambahkan pupuk ke dalam tanah ataupun bagian tanaman dengan tujuan menambah unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Berdasarkan bahan pembuatnya, pupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hara dan bahan organik tanah adalah pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian atau seluruh bahannya berasal dari tumbuhan. Pupuk organik memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pupuk anorganik, yaitu dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dan menjaga tanah agar tidak terdegradasi. Pupuk organik yang beredar saat ini memiliki banyak jenis. Salah satunya adalah Trichoderma.

  1. Perlakuan pada pembibitan:

Basahi benih kemudian campurkan dengan Trichoderma aduk hingga Merata, perbandingan 5-10 gr Trichoderma / 100 gr benih atau biji, diamkan Selama 30 menit kemudian benih siap disemai.

  • Perlakuan pada tanaman :

Pada tanaman diaplikasikan dengan menggunakan Dosis 5-10 gram Trichoderma pada tanaman dengan cara ditabur pada daerah Perakaran lalu disiram secukupnya atau dapat pula dikocorkan ke sekitar Perakaran dengan cara melarutkan Trichoderma kedalam 1 liter air bersih dan dapat juga ditambahkan 2 sendok makan gula merah lalu diamkan. Selama 1 malam dalam kondisi tertutup. Larutan Trichoderma siap diaplikasikan ke tanaman.

  • Perlakuan pada tanaman tahunan (perkebunan)

Pada tanaman tahunan/tanaman perkebunan dapat diaplikasikan dengan Menggunakan dosis 20 gram Trichoderma/tanaman dengan cara ditabur pada daerah perakaran lalu disiram secukupnya atau dapat pula dikocorkan ke sekitar perakaran dengan cara melarutkan Trichoderma kedalam 1 liter air Bersih dan dapat juga ditambahkan 2 sendok makan gula merah lalu diamkan Selama 1 malam dalam kondisi tertutup. Larutan Trichoderma siap Diaplikasikan ke tanaman.

Anggaran Biaya

  Dalam membuat pupuk organik Trichoderma ini, diperlukan beberapa bahan. Bahan-bahan yang digunakan sangatlah mudah di temukan, terlebih lagi pupuk ini adalah pupuk organik, dimana bahan yang digunakan pastinya berasal dari alam. Berikut bahan yang digunakan :

  • 2Kg Beras seharga 20K
  • Isolate (F1) seharga 15K
  • Plastik Anti Panas seharga 10k
  • Bambu 1 buah 15k

Berikut tahap-tahap dalam pembuatan jamur Trichoderma

  • Pertama yang perlu anda lakukan adalah menyiapkan potongan bambu sepanjang 3 Ruas,  bambu ini akan menjadi wadah untuk nasi yang akan digunakan
  • Selanjutnya, belah bambu tersebut menjadi 2 bagian, lubangi bagian kanan dan kiri bambu sebesar kelingking jari
  • Bersihkan seluruh bambu, setelah itu, isi di dalam bambu tersebut dengan nasi yang basi, atau nasi yang sudah di diamkan selama 1 hari
  • Tutup bagian atas bambu menggunakan karet arau tali, setelah itu kubur atau anda bisa mendiamkan nya kurang lebih selama 10 Hari untuk menghasilka  jamur Trichoderma yang alami
  • Setelah 10 Hari, anda dapat melihat bagian dalam bambu tersebut, jika sudah berwarna keputihan atau kehijauan, itu berarti jamur tersebut telah menjadi Miselium
  • Setelah itu, masukan jamur Miseliumitu kedalam toples, tutup rapat. Miselium tersebut mampu tumbuh menjadi jamur hijau. Jamur hijau itulah yang kemudian disebut Trichoderma F1 atau bibit Trichoderma.

Penutup

Dengan Tricoderma kita bisa bertani ramah lingkungan tanpa melibatkan zat kimia, kita semua tahu bahwa zat kimia sangat berbahaya jika digunakan di lahan pertanian, apalagi di lahan pertanian sekolah. Dengan Tricoderma juga kita bisa menekan penyakit busuk pada tanaman. Sehingga tercipta lahan pertanian organik dan bisa di jadikan pembelajaran untuk kita semua. Setelah itu, dengan kita menggunakan jamur Trichoderma ini, secara tidak langsung kita telah memberi pelajaran ke semua pelajar, bahwa kita tidak boleh terus menerus mengandalkan zat kimia yang berbahaya, sudah saat nya kita berlaih ke alam, peduli terhadap lingkungan alam sekitar.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar